This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 06 Oktober 2013

Mimpi Kecilmu adalah Mimpi Besarku

Semua ini hanya cerita kecilku dan aku harap dapat menjadi renungan juga untuk kita bersama.........

Bagi sebagian orang apa yang tidak mereka miliki adalah kekurangan dan apa yang mereka miliki adalah bentuk kekurangan yang dalam hal ini adalah sesuatu yang selalu mereka cari dan kadang tidak pernah mereka temukan.
Kadang rasa tidak puas inilah yang memicu seseorang untuk melakukan hal - hal di luar akal sehat kita, kadang kita bisa menyebutnya kerja keras, kemauan yang keras, usaha tidak kenal lelah, bahkan mungkin hanya sekedar sensasi belaka. Namun semua itu kembali lagi dari cara kita mengarahkan apa yang kita anggap kekurangan atau kelebihan kita.
Dalam hal ini aku menganggap kekurangan dalam diriku adalah sesuatu yang akut…, Bekerja hanya sebagai buruh dari sebuah Pabrik bergaji kecil dan sering juga berganti pekerjaan sebagai buruh bangunan, aku bermimpi untuk bisa seperti orang kaya di Negara ini untuk bisa berpesiar minimal di negri Indonesia tercinta ini.

Berawal dari kebutuhan hidup yang semakin menghimpit dan dalam tanda kutip " Keadaan yang tidak kunjung membaik " aku coba mengalihkan pencarian kehidupan di Bali, saat itu tahun 2008, aku sampai di Bali tepatnya di terminal Ubung dengan nomor telpon seseorang yang bahkan aku belum kenal dan belum sama sekali berjumpa sebelumnya. Satu bulan di Bali alih - alih aku dapat pekerjaan, justru aku seperti pesakitan yang tidak tahu apa yang harus aku lakukan, kehidupan disana jauh dari apa yang aku bayangkan, dengan bedanya budaya aku seperti diajak untuk bertanya masihkah aku berada di Indonesia…??
Pekerjaan pertamaku adalah disebuah Toko kain milik bapak Ali, terletak dikawasan desa arab, di depan pasar Ubung. Keindahan Bali dan budaya yang menarik benar - benar menggelitik aku ke mimpi ku sebelumnya, sepertinya memang disinilah aku mengenal Bali yang selama ini hanya aku kenal dari surat kabar atau melihatnya di TV. Beruntung aku berteman dengan anak seorang pengusaha garment tempat aku tinggal, hal ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri untuk aku.

Pendi namanya, meskipun tak bermaksud melupakan jasa teman - teman yang lain, tapi memang pendi yang sering mengajak aku jalan kemanapun aku atau dia suka…Panorama indah dan jalan yang berkelok bermotor ke Ubud, Menikmati puncak kintamani dengan berjalan melewati hutan, Kuta yang elok dan menggoda di saat sore, Tanah Lot, Karang asem hemmm…aku selalu tidak bisa menggambarkan betapa indah Pulau Dewata. Dalam perjalanan kami sering iseng dengan segala kecantikan apapun yang ditawarkan Bali…ha..ha..

Kembali pada kehidupan nyata, bahwa sayang aku tidak memiliki kamera digital yang dapat aku gunakan sebagai bukti bahwa aku pernah berada disana, lumayan bisa aku gunakan untuk pamer pada kawan - kawan di kampung haaaa….., karena menurut pengalaman saat aku bercerita, mereka cenderung tidak percaya karena sepertinya foto menjadi bukti yang otentik bahwa aku memang pernah berada di Bali.
Tapi sudahlah…!!!, Apapun itu aku tak perlu pembuktian untuk mereka karena apa yang terjadi dalam kehidupanku, cukup jadi pemuas hati tentang mimpi yang ada, akhirnya aku bisa merasakan suasana yang bisa orang - orang kaya rasakan meski Cuma sebentar… Tadinya aku juga aku akan beri cerita bonusnya bahwa aku juga sampai ke Lombok dengan akal - akalanku menjadi sopir sebuah sales produk makanan tradisional, karena aku Cuma bertahan 2 minggu itupun karena aku sudah puas keliling - keliling Lombok dengan mobil perusahaan haaaa….

Intinya aku melihat segala kekurangan ku sebagai suatu hal lain yang dapat memacu aku untuk berbuat hal lain yang berharap hasilnya akan lebih baik, dan dari apa yang aku ceritakan ini menjadi rasa yang special untuk ku karena aku mewujudkan mimpi besar ku meskipun kecil untuk sebagaian orang " Aku tidak Perduli ".

Berjanji Satu Bangsa untuk Berbeda

    



Aku bukanlah orang yang Religius, jadi akan sangat menggelikan bagi orang yang tahu siapa aku, jika aku memaksakan untuk membicarakan masalah Tuntunan agama bahkan hukumnya untuk mengisi sebagian tulisan ini.
Aku bukan juga orang yang pandai untuk pengaruhi pikiran orang lain, untuk sekedar menjadi jauh lebih baik, untuk menjadi setidaknya berfikir dengan penuh keresahan seperti aku. Apapun yang menjadi kehidupan mereka, yang menjadi hak mereka, yang menjadi, menjadi pilihan mereka, aku tak coba masuk dalam hal itu, Aku hanya ingin menjadi sahabat bagi mereka yang ternyata itu sulit, karena aku hanya pemikir yang tidak pernah sesuai dengan jalan mereka, hanya jadi orang bodoh yang tidak ingin cepat kaya, dan hanya orang yang dengan egoisnya mengatakan masih ada jalan lain daripada berbuat tak jujur.
   
    Saat ini dunia diciptakan untuk orang - orang yang punya daya maghis sempurna untuk merubah yang BENAR jadi SALAH dan merubah yang SALAH jadi TAMBAH SALAH. Sedikit sekali orang yang bisa dipercaya menjadi sekutu dalam kebenaran, meskipun kemungkinan itu masih ada. Namun di depan mata kita mereka tampak terlalu suci, tampak sempurna, tampak berwibawa, bermulut manis, bermuka lembut, berjiwa dermawan, tapi sering kali kita menemukan dan menguak muka setan mereka setelah kita sadari kita sudah terjebak. Contoh apalagi yang dapat kita ambil dari para pemimpin kita, tak perlu jauh-jauh untuk mencari siapa yang keji, siapa yang curang, siapa yang tak bermoral, siapa setan, siapa pembawa kerusakan di negri ini…, Bahkan tiap haripun kita dapat mengotori jiwa kita dengan maklumat mereka, kita bisa menina bobo-kan anak kita dengan janji, membius jiwa dengan tingkah mereka, bermandi dosa dengan kelicikan, bertayamum dengan senyum tanpa dosa.
Di media apapun tiap hari kita dijejali dengan segala kemunafikan, seolah itulah pendidikan bagi generasi kita, Apa sebenarnya yang telah terjadi…??!!
Bagi orang-orang yang tak mengerti seperti aku inilah tontonan yang paling memuakkan, selalu itu lagi, selalu kebusukan yang berulang, semakin gencar yang ingin merobohkan keangkuhan itu semakin busuk juga cara-cara mereka berkelit. Tiap kali selalu ada yang dikorbankan untuk memuluskan jalan mereka, tiap kali ada nyawa yang terancam atau seolah terancam.

    Sadarkah begitu banyak kemiskinan, terlalu banyak kepiluan yang timbul, terlalu banyak nyawa melayang akibat dari busuknya janji berbangsa satu, janji berbahasa satu, janji bernegara Satu, janji untuk mengankat yang lemah, janji untuk memerdekakan yang kalah, janji segala janji dari kesalahan memberikan kekuasaan di tangan orang-orang yang kotor hatinya….!!!.
Parahnya lagi hal seperti ini menular keakar budaya palsu bagi kita, di kota-kota, di desa, di dusun-dusun terpencil, semua keangkuhan, kelicikan ketidak seimbangan itu muncul sebagai pengganti budaya kita yang sudah kadung terpuruk dengan rasa tidak percaya lagi akan janji.
Situasi ini sudah membuat merosot mental kita berbangsa, situasi ini sudah membuat kita menggadaikan moral kita bertetangga, situasi ini sudah memutar-balikkan akhlak kebenaran.

    Lagi, kesempatan menjadi ambisi busuk untuk mengeruk untung sebesar-besarnya, kekuasaan menjadi ajang menindas, kekuatan menjadi batu yang menghancurkan kepala-kepala bangsanya sendiri, Kepintaran jadi alat membodohi rakyat hina seperti kami…Dimana letak campur tangan Tuhan dinegara ini selain musibah yang tiada henti, selain budaya kebebasan yang semakin menjadi, selain tingkat kejahatan yang semakin tinggi,