Aku bukanlah orang yang Religius, jadi akan sangat menggelikan bagi orang yang tahu siapa aku, jika aku memaksakan untuk membicarakan masalah Tuntunan agama bahkan hukumnya untuk mengisi sebagian tulisan ini.
Aku bukan juga orang yang pandai untuk pengaruhi pikiran orang lain, untuk sekedar menjadi jauh lebih baik, untuk menjadi setidaknya berfikir dengan penuh keresahan seperti aku. Apapun yang menjadi kehidupan mereka, yang menjadi hak mereka, yang menjadi, menjadi pilihan mereka, aku tak coba masuk dalam hal itu, Aku hanya ingin menjadi sahabat bagi mereka yang ternyata itu sulit, karena aku hanya pemikir yang tidak pernah sesuai dengan jalan mereka, hanya jadi orang bodoh yang tidak ingin cepat kaya, dan hanya orang yang dengan egoisnya mengatakan masih ada jalan lain daripada berbuat tak jujur.
Saat ini dunia diciptakan untuk orang - orang yang punya daya maghis sempurna untuk merubah yang BENAR jadi SALAH dan merubah yang SALAH jadi TAMBAH SALAH. Sedikit sekali orang yang bisa dipercaya menjadi sekutu dalam kebenaran, meskipun kemungkinan itu masih ada. Namun di depan mata kita mereka tampak terlalu suci, tampak sempurna, tampak berwibawa, bermulut manis, bermuka lembut, berjiwa dermawan, tapi sering kali kita menemukan dan menguak muka setan mereka setelah kita sadari kita sudah terjebak. Contoh apalagi yang dapat kita ambil dari para pemimpin kita, tak perlu jauh-jauh untuk mencari siapa yang keji, siapa yang curang, siapa yang tak bermoral, siapa setan, siapa pembawa kerusakan di negri ini…, Bahkan tiap haripun kita dapat mengotori jiwa kita dengan maklumat mereka, kita bisa menina bobo-kan anak kita dengan janji, membius jiwa dengan tingkah mereka, bermandi dosa dengan kelicikan, bertayamum dengan senyum tanpa dosa.
Di media apapun tiap hari kita dijejali dengan segala kemunafikan, seolah itulah pendidikan bagi generasi kita, Apa sebenarnya yang telah terjadi…??!!
Bagi orang-orang yang tak mengerti seperti aku inilah tontonan yang paling memuakkan, selalu itu lagi, selalu kebusukan yang berulang, semakin gencar yang ingin merobohkan keangkuhan itu semakin busuk juga cara-cara mereka berkelit. Tiap kali selalu ada yang dikorbankan untuk memuluskan jalan mereka, tiap kali ada nyawa yang terancam atau seolah terancam.
Sadarkah begitu banyak kemiskinan, terlalu banyak kepiluan yang timbul, terlalu banyak nyawa melayang akibat dari busuknya janji berbangsa satu, janji berbahasa satu, janji bernegara Satu, janji untuk mengankat yang lemah, janji untuk memerdekakan yang kalah, janji segala janji dari kesalahan memberikan kekuasaan di tangan orang-orang yang kotor hatinya….!!!.
Parahnya lagi hal seperti ini menular keakar budaya palsu bagi kita, di kota-kota, di desa, di dusun-dusun terpencil, semua keangkuhan, kelicikan ketidak seimbangan itu muncul sebagai pengganti budaya kita yang sudah kadung terpuruk dengan rasa tidak percaya lagi akan janji.
Situasi ini sudah membuat merosot mental kita berbangsa, situasi ini sudah membuat kita menggadaikan moral kita bertetangga, situasi ini sudah memutar-balikkan akhlak kebenaran.
Lagi, kesempatan menjadi ambisi busuk untuk mengeruk untung sebesar-besarnya, kekuasaan menjadi ajang menindas, kekuatan menjadi batu yang menghancurkan kepala-kepala bangsanya sendiri, Kepintaran jadi alat membodohi rakyat hina seperti kami…Dimana letak campur tangan Tuhan dinegara ini selain musibah yang tiada henti, selain budaya kebebasan yang semakin menjadi, selain tingkat kejahatan yang semakin tinggi,
0 comments:
Posting Komentar