Minggu, 06 Oktober 2013

Mimpi Kecilmu adalah Mimpi Besarku

Semua ini hanya cerita kecilku dan aku harap dapat menjadi renungan juga untuk kita bersama.........

Bagi sebagian orang apa yang tidak mereka miliki adalah kekurangan dan apa yang mereka miliki adalah bentuk kekurangan yang dalam hal ini adalah sesuatu yang selalu mereka cari dan kadang tidak pernah mereka temukan.
Kadang rasa tidak puas inilah yang memicu seseorang untuk melakukan hal - hal di luar akal sehat kita, kadang kita bisa menyebutnya kerja keras, kemauan yang keras, usaha tidak kenal lelah, bahkan mungkin hanya sekedar sensasi belaka. Namun semua itu kembali lagi dari cara kita mengarahkan apa yang kita anggap kekurangan atau kelebihan kita.
Dalam hal ini aku menganggap kekurangan dalam diriku adalah sesuatu yang akut…, Bekerja hanya sebagai buruh dari sebuah Pabrik bergaji kecil dan sering juga berganti pekerjaan sebagai buruh bangunan, aku bermimpi untuk bisa seperti orang kaya di Negara ini untuk bisa berpesiar minimal di negri Indonesia tercinta ini.

Berawal dari kebutuhan hidup yang semakin menghimpit dan dalam tanda kutip " Keadaan yang tidak kunjung membaik " aku coba mengalihkan pencarian kehidupan di Bali, saat itu tahun 2008, aku sampai di Bali tepatnya di terminal Ubung dengan nomor telpon seseorang yang bahkan aku belum kenal dan belum sama sekali berjumpa sebelumnya. Satu bulan di Bali alih - alih aku dapat pekerjaan, justru aku seperti pesakitan yang tidak tahu apa yang harus aku lakukan, kehidupan disana jauh dari apa yang aku bayangkan, dengan bedanya budaya aku seperti diajak untuk bertanya masihkah aku berada di Indonesia…??
Pekerjaan pertamaku adalah disebuah Toko kain milik bapak Ali, terletak dikawasan desa arab, di depan pasar Ubung. Keindahan Bali dan budaya yang menarik benar - benar menggelitik aku ke mimpi ku sebelumnya, sepertinya memang disinilah aku mengenal Bali yang selama ini hanya aku kenal dari surat kabar atau melihatnya di TV. Beruntung aku berteman dengan anak seorang pengusaha garment tempat aku tinggal, hal ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri untuk aku.

Pendi namanya, meskipun tak bermaksud melupakan jasa teman - teman yang lain, tapi memang pendi yang sering mengajak aku jalan kemanapun aku atau dia suka…Panorama indah dan jalan yang berkelok bermotor ke Ubud, Menikmati puncak kintamani dengan berjalan melewati hutan, Kuta yang elok dan menggoda di saat sore, Tanah Lot, Karang asem hemmm…aku selalu tidak bisa menggambarkan betapa indah Pulau Dewata. Dalam perjalanan kami sering iseng dengan segala kecantikan apapun yang ditawarkan Bali…ha..ha..

Kembali pada kehidupan nyata, bahwa sayang aku tidak memiliki kamera digital yang dapat aku gunakan sebagai bukti bahwa aku pernah berada disana, lumayan bisa aku gunakan untuk pamer pada kawan - kawan di kampung haaaa….., karena menurut pengalaman saat aku bercerita, mereka cenderung tidak percaya karena sepertinya foto menjadi bukti yang otentik bahwa aku memang pernah berada di Bali.
Tapi sudahlah…!!!, Apapun itu aku tak perlu pembuktian untuk mereka karena apa yang terjadi dalam kehidupanku, cukup jadi pemuas hati tentang mimpi yang ada, akhirnya aku bisa merasakan suasana yang bisa orang - orang kaya rasakan meski Cuma sebentar… Tadinya aku juga aku akan beri cerita bonusnya bahwa aku juga sampai ke Lombok dengan akal - akalanku menjadi sopir sebuah sales produk makanan tradisional, karena aku Cuma bertahan 2 minggu itupun karena aku sudah puas keliling - keliling Lombok dengan mobil perusahaan haaaa….

Intinya aku melihat segala kekurangan ku sebagai suatu hal lain yang dapat memacu aku untuk berbuat hal lain yang berharap hasilnya akan lebih baik, dan dari apa yang aku ceritakan ini menjadi rasa yang special untuk ku karena aku mewujudkan mimpi besar ku meskipun kecil untuk sebagaian orang " Aku tidak Perduli ".

0 comments:

Posting Komentar